LP2M UM Bengkulu Benchmarking ke Rumah Jurnal UIN Bukittinggi, Bahas Strategi Pengelolaan Jurnal Ilmiah

Bukittinggi – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Muhammadiyah (UM) Bengkulu melaksanakan benchmarking ke Rumah Jurnal Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi pada Senin (8/9/2025). Agenda ini bertujuan memperkuat jejaring akademik sekaligus berbagi pengalaman tentang pengelolaan jurnal ilmiah.

Rombongan LP2M UM Bengkulu dipimpin langsung oleh Ketua LP2M, Dr. Risnanosanti, M.Pd disambut hangat oleh Ketua Rumah Jurnal UIN Bukittinggi, Firdaus Annas, bersama jajaran pengelola jurnal kampus. Dalam sambutannya, Dr. Risnanosanti menyebutkan bahwa benchmarking ini menjadi langkah penting bagi UM Bengkulu dalam mempercepat penguatan publikasi ilmiah. “Kami sangat mengapresiasi Rumah Jurnal UIN Bukittinggi yang telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam mendorong jurnal-jurnal internalnya menuju akreditasi. Melalui pertemuan ini, kami ingin belajar strategi praktis dan menjalin kerja sama agar pengelolaan jurnal di kampus kami semakin maju,” ungkapnya.

Diskusi berlangsung intens, membahas strategi peningkatan kualitas naskah, pengelolaan sistem OJS, standar etik publikasi, hingga langkah-langkah akreditasi SINTA. Tim Rumah Jurnal UIN Bukittinggi juga memaparkan pengalaman mereka dalam mendampingi jurnal dan pengelolaan administrasinya, termasuk tantangan teknis dan solusi yang bisa segera diterapkan.

Ketua Rumah Jurnal UIN Bukittinggi, Firdaus Annas, menegaskan pentingnya kolaborasi antarlembaga pendidikan dalam memperkuat kualitas publikasi. “Kita tidak bisa berjalan sendiri. Dengan saling berbagi pengalaman, baik UIN Bukittinggi maupun UM Bengkulu dapat mempercepat proses menuju akreditasi yang lebih tinggi. Bahkan, kita bisa mempersiapkan langkah bersama agar jurnal-jurnal kampus terindeks internasional seperti Scopus,” jelasnya.

Kegiatan benchmarking tidak hanya diisi dengan diskusi, tetapi juga peninjauan langsung kondisi Rumah Jurnal yang digunakan untuk memantau proses penerbitan. Hal ini memberi wawasan praktis bagi tim UM Bengkulu dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan jurnal di kampus mereka.

Di akhir pertemuan, kedua pihak sepakat untuk menjalin kerja sama lebih lanjut, baik dalam bentuk  pendampingan akreditasi, maupun penerbitan artikel. Dr. Risnanosanti menambahkan, “Kami berharap sinergi ini dapat berlanjut dalam bentuk aksi nyata, sehingga jurnal-jurnal kita tidak hanya berkualitas di tingkat nasional, tetapi juga mampu bersaing di tingkat internasional.” Benchmarking ini menegaskan komitmen kedua kampus untuk menjadikan publikasi ilmiah sebagai motor penggerak reputasi akademik dan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.